Minggu, 03 Januari 2010

Surat Balasan dari Tuhan

dan surat balasan dari Tuhan ini datang melalui Bapak
di suatu senja, di puncak segala rasa kecewaku.

"Putri, Bapak tau apa yang Putri rasakan. Bapak juga merasakan kekecewaan Putri. Sama, semua kecewa. Ibu kecewa, Sari kecewa, Ayu kecewa. Tapi ingat, walikulli syai'in hikmah. Walikulli syai'in hikmah. Bapak sering merasakan kecewa seperti yang kamu rasakan. Udah nyampe final, tinggal pengumuman, tapi ternyata nggak lolos. Sama. Bapak berkali-kali seleksi jadi supervisor, dan berkali-kali pula gagal, tanpa tahu apa penyebabnya sampai sekarang. Yang bikin Bapak jengkel, waktu Bapak tanya kenapa Bapak nggak lolos, nggak ada yang mau jawab. Justru yang lolos malah yang lebih muda dari Bapak, yang baru kerja 3 tahun di perusahaan, sementara Bapak udah 12 tahun. Bayangkan gimana kecewanya Bapak. Udah nggak dipilih, Bapak dibuang lagi ke Tegal. Waktu itu Bapak sampe pernah marah ke Gusti Allah. Bapak udah ikhtiar kayak gini, kok nggak lolos, dipindah lagi. Bapak sempat nggak mau shalat waktu itu. Nyampe suatu saat Bapak sadar, bahwa semakin tinggi bendera dikibarkan, semakin kencang angin menerpa. Bapak jadi makin deket sama Allah. Bismillah, Bapak jalani. Bapak nyampe nangis waktu pertama berangkat ke Tegal. Bapak bayangkan Ibu yang harus sendirian dirumah, apa-apa sendiri. Nyuci, setrika, masak, nganter jemput kamu sekolah. Bapak nangis bener itu. Tapi akhirnya nyampe di Tegal, rizki Bapak alhamdulillah malah lebih banyak daripada waktu di Semarang. Ternyata Allah menyiapkan Tegal memang untuk Bapak. Dengan rizki yang lebih banyak, Bapak bisa nabung buat buka bengkel. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, dan apa yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah."

"Sama kayak kamu sekarang ini. Mungkin Amerika baik menurut kamu, tapi belum tentu baik menurut Allah. Bapak percaya itu. Dan tadi setelah Bapak tahu kalo masi ada kesempatan buat AFS, Bapak yakin bahwa Allah pasti sudah siapkan yang jauh lebih baik dari Amerika. Makanya, Putri tetep ikhtiar, tetep berdoa, nggak boleh putus-putus. Masalah dikabulkan atau tidak, pasti Allah kabulkan. Tapi, ada yang sekarang, ada yang ditangguhkan, dan ada yang ditahan untuk waktu yang lebih baik. Bapak pernah waktu itu njual mobil, 3 bulan nggak laku-laku. Inget to? Dikira ngiklanin mobil nggak laku-laku gitu nggak stres? Ternyata Allah kasih laku deket-deket lebaran, jadi uangnya bisa dibuat sangu lebaran. Coba kalo laku dari kemaren, udah habis uang itu dibuat macem-macem. Bisa jadi nggak jalan kita lebaran. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, dan apa yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah. Walikulli syai'in hikmah. Kamu gagal ini udah ditulis disananya. Seberapa keras kamu berusaha kalo Allah dah nulis gagal ya gagal. Kelak kalo kamu berhasil juga udah ditulis disana. Kamu duduk disini, Bapak ngopi disini, semua udah ditulis. Bapak percaya, pasti selalu ada hikmah dibalik kekecewaan ini. Kecewa itu wajar. Tadi Bapak juga kecewa waktu pertama baca surat. Putri lihat Bapak diem to tadi? Ya, Bapak kecewa. Tapi sekarang, it was nothing. Bapak percaya, percaya sekali bahwa Allah sudah siapkan rencana yang lebih indah. Kalau Allah sudah berkehendak, nggak akan ada yang bisa menghalangi. Belajarlah ikhlas, Putri, karena orang yang bahagia adalah orang yang selalu bisa ikhlas menerima ketentuan Allah."

kututup surat ini, dan kurenungi dalam isak tangisku
berpikirlah dengan hati, Putri. rasakan, resapi, dan laksanakan.

1 komentar: